DP MALL SEMARANG
Pada tanggal 31 Agustus 2007, kota Semarang, yang terkenal dengan makanan khas Lunpia, telah mengukir sejarah baru di dunia shopping center. DP Mall Semarang hadir memberi warna baru wajah perbelanjaan di Ibu Kota Propinsi Jawa Tengah ini. Khususnya pada lingkup pasar modern, DP Mall Semarang menjadi mall ketiga terbesar setelah Mal Ciputra Semarang dan Java Supermall Semarang. Dengan menawarkan konsep yang berbeda dari pendahulunya, DP Mall Semarang mencoba untuk menarik hati insani kota ATLAS ini yang notabene shoppingcoholic ( kalau boleh mengistilahkan “mereka yang gila belanja” ).
Sehingga dapat ditebak, ribuan pengunjung memadati grand opening mall tersebut pada hari jumat yang lalu. Kebetulan saya termasuk salah satu pengunjung yang kalau orang Jawa bilang “nganyari” mall tersebut karena datang saat bersamaan dengan grand opening tersebut. Gemebyar gelaran tersebut sebenarnya telah dimulai pada pukul 8 pagi, tetapi baru pada sore harinya saya bisa datang ke mall tersebut. Jadi hilang kesempatan saya untuk menikmati aksi panggung Dewi Sandra, salah satu artis ternama dari Jakarta.
Ternyata sesal saya tak hanya berhenti sampai di situ. Untuk memasuki area parkir mall tersebut ternyata juga sangat sulit. Kemacetan total di sepanjang Jalan Pemuda, di mana mall tersebut berdiri, juga ternyata tak terhindarkan. Semoga saja ini hanya sementara. Kemudian ketika telah masuk area parkir, ternyata arus kendaraan baik itu roda dua atau empat masih semrawut. Meski sebenarnya telah ada niatan untuk membuat area parkir yang sangat luas. Bahkan mungkin lebih luas dari bangunan gedung mall itu sendiri.
Dan bayangan bahwa saya akan menjumpai sebuah bangunan gedung mall yang sangat besar dan luas ternyata lenyap seketika melihat kenyataan di atas. Apalagi bangunan gedung mall tersebut berada di balik deretan ruko yang berdiri memanjang sehingga tampak muka mall tersebut tertutupi.
Selanjutnya saya masuk ke dalam gedung mall yang berlantai tiga tersebut. Tampak venue yang luas di lantai dasar yang ternyata menjadi exhibition atau event area. Kembali ada sesuatu yang menyebabkan image luas pada area tersebut menjadi sedikit berkurang, yaitu karena adanya dinding-dinding penyangga atau pilar yang cukup besar. Naik ke lantai 1, saya jumpai anchor tenant Carrefour. Sepertinya tenant inilah yang ditawarkan untuk dapat menjadi daya tarik utama dari mall tersebut. Selain itu, masih ada satu anchor tenant lagi, berada di lantai 2, yaitu Kentucky Fried Chicken ( KFC ). KFC ini terletak satu lantai dengan food court mall tersebut yang menurut saya memiliki sitting area yang tidak begitu luas. Sejauh mata saya memandang, tenant-tenant yang telah buka pada saat opening tersebut hanya sekitar 50 %. Dan sampai sejauh itu, untuk tenant mix, sepertinya sudah cukup variatif.
Satu yang sangat mengesankan saya, yaitu mushola yang dibangun dengan cukup luas, mudah dijangkau, serta nyaman dipakai untuk beribadah. Sebagai seorang muslim dan kenyataan bahwa sebagian besar penduduk Semarang memeluk agama Islam, wajarlah jika saya membandingkan kondisi mushola di DP Mall dengan yang ada di Mal Ciputra Semarang ataupun di Java Supermall Semarang. Di kedua pusat perbelanjaan tersebut, mushola terletak di tempat yang sulit dijangkau serta tidak nyaman.
Di balik plus minus dari DP Mall Semarang yang berdasarkan pada pikiran orang awam seperti saya, saya tetap merasa bangga dengan adanya mall tersebut. Ini menunjukkan Semarang sebenarnya tidak kalah dengan kota besar lainnya dari segi pasar modern. Semoga ini dapat menjadi pemicu untuk lahirnya kembali pasar modern yang lain tanpa harus mengorbankan pasar tradisional yang telah ada. Saya juga menyampaikan selamat atas dibukanya DP Mall Semarang, dengan harapan DP Mall Semarang dapat selalu berbenah dan berubah menuju hal yang lebih baik sehingga dapat menjadi alternatif tujuan belanja warga Semarang. Atau setidaknya dapat memecah keramaian kota yang selalu terpusat di Simpang Lima di mana di sana terdapat juga Mal Ciputra Semarang. Usia boleh muda, tetapi cara berfikir dan bergerak jangan mau kalah oleh yang lebih tua. Bahkan kalau bisa, lebih berhasil dari mall-mall pendahulunya. SELAMAT & SUKSES.
Pada tanggal 31 Agustus 2007, kota Semarang, yang terkenal dengan makanan khas Lunpia, telah mengukir sejarah baru di dunia shopping center. DP Mall Semarang hadir memberi warna baru wajah perbelanjaan di Ibu Kota Propinsi Jawa Tengah ini. Khususnya pada lingkup pasar modern, DP Mall Semarang menjadi mall ketiga terbesar setelah Mal Ciputra Semarang dan Java Supermall Semarang. Dengan menawarkan konsep yang berbeda dari pendahulunya, DP Mall Semarang mencoba untuk menarik hati insani kota ATLAS ini yang notabene shoppingcoholic ( kalau boleh mengistilahkan “mereka yang gila belanja” ).
Sehingga dapat ditebak, ribuan pengunjung memadati grand opening mall tersebut pada hari jumat yang lalu. Kebetulan saya termasuk salah satu pengunjung yang kalau orang Jawa bilang “nganyari” mall tersebut karena datang saat bersamaan dengan grand opening tersebut. Gemebyar gelaran tersebut sebenarnya telah dimulai pada pukul 8 pagi, tetapi baru pada sore harinya saya bisa datang ke mall tersebut. Jadi hilang kesempatan saya untuk menikmati aksi panggung Dewi Sandra, salah satu artis ternama dari Jakarta.
Ternyata sesal saya tak hanya berhenti sampai di situ. Untuk memasuki area parkir mall tersebut ternyata juga sangat sulit. Kemacetan total di sepanjang Jalan Pemuda, di mana mall tersebut berdiri, juga ternyata tak terhindarkan. Semoga saja ini hanya sementara. Kemudian ketika telah masuk area parkir, ternyata arus kendaraan baik itu roda dua atau empat masih semrawut. Meski sebenarnya telah ada niatan untuk membuat area parkir yang sangat luas. Bahkan mungkin lebih luas dari bangunan gedung mall itu sendiri.
Dan bayangan bahwa saya akan menjumpai sebuah bangunan gedung mall yang sangat besar dan luas ternyata lenyap seketika melihat kenyataan di atas. Apalagi bangunan gedung mall tersebut berada di balik deretan ruko yang berdiri memanjang sehingga tampak muka mall tersebut tertutupi.
Selanjutnya saya masuk ke dalam gedung mall yang berlantai tiga tersebut. Tampak venue yang luas di lantai dasar yang ternyata menjadi exhibition atau event area. Kembali ada sesuatu yang menyebabkan image luas pada area tersebut menjadi sedikit berkurang, yaitu karena adanya dinding-dinding penyangga atau pilar yang cukup besar. Naik ke lantai 1, saya jumpai anchor tenant Carrefour. Sepertinya tenant inilah yang ditawarkan untuk dapat menjadi daya tarik utama dari mall tersebut. Selain itu, masih ada satu anchor tenant lagi, berada di lantai 2, yaitu Kentucky Fried Chicken ( KFC ). KFC ini terletak satu lantai dengan food court mall tersebut yang menurut saya memiliki sitting area yang tidak begitu luas. Sejauh mata saya memandang, tenant-tenant yang telah buka pada saat opening tersebut hanya sekitar 50 %. Dan sampai sejauh itu, untuk tenant mix, sepertinya sudah cukup variatif.
Satu yang sangat mengesankan saya, yaitu mushola yang dibangun dengan cukup luas, mudah dijangkau, serta nyaman dipakai untuk beribadah. Sebagai seorang muslim dan kenyataan bahwa sebagian besar penduduk Semarang memeluk agama Islam, wajarlah jika saya membandingkan kondisi mushola di DP Mall dengan yang ada di Mal Ciputra Semarang ataupun di Java Supermall Semarang. Di kedua pusat perbelanjaan tersebut, mushola terletak di tempat yang sulit dijangkau serta tidak nyaman.
Di balik plus minus dari DP Mall Semarang yang berdasarkan pada pikiran orang awam seperti saya, saya tetap merasa bangga dengan adanya mall tersebut. Ini menunjukkan Semarang sebenarnya tidak kalah dengan kota besar lainnya dari segi pasar modern. Semoga ini dapat menjadi pemicu untuk lahirnya kembali pasar modern yang lain tanpa harus mengorbankan pasar tradisional yang telah ada. Saya juga menyampaikan selamat atas dibukanya DP Mall Semarang, dengan harapan DP Mall Semarang dapat selalu berbenah dan berubah menuju hal yang lebih baik sehingga dapat menjadi alternatif tujuan belanja warga Semarang. Atau setidaknya dapat memecah keramaian kota yang selalu terpusat di Simpang Lima di mana di sana terdapat juga Mal Ciputra Semarang. Usia boleh muda, tetapi cara berfikir dan bergerak jangan mau kalah oleh yang lebih tua. Bahkan kalau bisa, lebih berhasil dari mall-mall pendahulunya. SELAMAT & SUKSES.
1 komentar:
sob mana buktinya kalo ituterbesar ketiga
Posting Komentar