Senin, 24 September 2007

PARA PENCARI TUHAN

Marhaban ya Ramadhan…… selamat datang bulan Ramadhan. Bulan yang dinanti oleh semua umat Islam di muka bumi ini. Bulan penuh ampunan dan bulan penuh rahmat. Bulan di mana umat manusia dapat berlomba-lomba mencari pahala illahi. Pahala ibadah sunah di bulan Ramadhan sama dengan atau lebih dari ibadah wajib di bulan biasa. Subhanallah Maha Suci Allah. Dan ’07 September 24 adalah memasuki sepuluh hari kedua di bulan Ramadhan. Sudah hampir separuh jalan kita akan menuju kemenangan sejati.
Banyak sekali ilmu yang bisa ditarik di bulan Ramadhan. Dan banyak media juga yang dapat menjadi sumber ilmu itu sendiri. Ilmu ibarat air yang menyirami jiwa-jiwa yang kering. Ilmu akan menyegarkan nurani insani yang setiap harinya bergelut dengan nafsu. Semakin banyak ilmu didapat akan semakin tinggi manusia poenya derajat.
Terlebih lagi jika ilmu itu didapat secara langsung dalam arti kata ilmu yang berasal dari kehidupan sehari-hari. Ilmu itu didapat dari visual peradaban dan budaya manusia yang tertangkap oleh panca indera. Apa yang kita lihat sebenarnya dapat menjadi cerminan diri kita yang telah sedang atau akan terjadi.
Dan ilmu itu lebih mudah merasuk sukma tatkala manusia masih dalam keadaan bersih di jiwa dan logika. Biasanya saat itu adalah saat manusia baru saja bangun dari tidurnya yang lelap di malam yang gelap. Seperti saat bulan Ramadhan ini. Ilmu dapat mudah masuk nurani ketika manusia bangun untuk makan sahur. Pikiran masih jernih karena belum terpolusi oleh ragam duniawi kala siang hari tiba. Saat tersebut ternyata dapat dimanfaatkan secara maksimal oleh salah satu stasiun televisi swasta nasional untuk menayangkan program religi. Ilmu-ilmu religi disampaikan secara apik tanpa ada kesan menggurui. Kemasannya juga berbeda meski tetap mengusung konsep sinetron.
Ya, sinetron religi berjudul “Para Pencari Tuhan”. Sinetron ini tayang selama bulan Ramadhan saat sahur tiba. Tayang mulai pukul 3 pagi hingga menjelang subuh, benar-benar dapat menjadi teman sahur yang menarik. Dibintangi oleh aktor senior Dedy Mizwar, artis Zaskia Mecca, dan trio Bajaj ialah Meilki, Isa dan Aden. juga didukung oleh artis yang lain seperti Akri Patrio, Jarwo Kuat, Agus Kuncoro dll.
Alkisah ada tiga orang jebolan lembaga pemasyarakatan yang berniat untuk insyaf kembali ke jalan Allah. Mereka adalah Juki, Barong dan Chealse (yang diperankan oleh trio Bajaj). Ketiganya memiliki sejarah kelam di masa lalu. Juki bergerak di bidang kerajinan tangan alias mencopet. Barong spesialis curanmor. Dan Chealse adalah Bandar narkoba kelas kakap. Setelah keluar dari penjara ketiganya dipertemukan dengan Bang Jake yang diperankan oleh Dedy Mizwar. Bang Jake adalah orang yang dipercaya Ustad Ferry (Akri Patrio) untuk mengelola mushola miliknya. Dia juga memiliki keponakan bernama Aya (Zaskia) yang sedang dikejar-kejar oleh Azam (Agus Kuncoro) teman kecilnya dulu. Azam sangat mencintai Aya namun Aya selalu menolaknya.
Cerita terus mengalir di antara tokoh-tokoh yang ada. Cerita seputar kehidupan manusia yang tak jauh dari pertempuran antara yang Haq dan yang Bathil. Pesan-pesan Islami dimunculkan dengan gaya bahasa yang membumi. Ringan dan mudah dicerna. Terlebih lagi ditambah dengan adanya kuis interaktif berhadiah. Dapat menjadi alternatif tontonan di kala santap sahur.

NGANYARI NGABUBURIT…………

Sob, masuk sepuluh hari yang kedua di bulan ramadhan ini sob kita. Gak terasa ya, hehehehe…… Tapi sob, biar gini cerita apapun dan kapanpun terjadinya tetep asik buat dibaca lho. Kayak yang satu ini. Pas di awal ramadhan 1428 H. Tanggal 13 September 2007 hari Kamis, kala hari menjelang sore. Kala itu puasa hari pertama. Kala itu sob aku, bung abid baru saja membeli kamera baru. Aku, bang awin, bung abid, adiknya dan istrinya sepakat untuk “nganyari”. Saat itu kami nganyari dua hal, kamera bung abid dan nganyari buka puasa di hari pertama ramadhan. Singkat cerita sob akhirnya cerita itu tercipta.
Sob waktu kala itu masih menunjukkan pukul 3 sore sementara saat berbuka masih lama. Kita ngashar dulu sob baru ngabuburit. Kita sepakat ngabisin waktu sore itu di pantai Maron. Buat aku, itu adalah kunjunganku yang ketiga dalam kurun waktu satu minggu. Hehehhe… emang indah sih sob….jadi setelah ngashar kita langsung meluncur ke Maron. Beda dari hari Sabtu atau Minggu sob, hari itu hari kerja. Dan ternyata suasana pantai lebih tenang damai karena pengunjung sedikit. Kita bisa menyusuri tepi pantai dengan leluasa. Kita bisa berfotoria dengan berbagai macam pose sesuka kita. Yang pasti have fun. Jepret sana jepret sini wow keren……
Dan aku tak ketinggalan membuat kenangan di sana. Sob, aku kumpulin bekas kulit kerang yang tersebar di sekitar pantai. Lalu aku susun menjadi rangkaian huruf yang membentuk sebuah nama. Nama seseorang yang udah nyuangkut di ati. Kulit kerang yang putih bersih ditata di atas pasir hitam yang jantan. Dan jika aku boleh berfilosifi sob, hitam dan putih adalah pasangan yang ada dan akan terus ada. Hitam dan putih adalah dua sisi dunia yang menjadi dasar warna warni kehidupan insani. Dan jika lebih jauh memaknainya, nama itu adalah harapanku. Tak lupa sob, momen itu kuabadikan. Setelah selesai sob, kerang2 yang terangkai itu kukumpulkan kembali untuk aku serahkan kembali ke pelukan air pantai. Biar air-air itu membawanya pergi ke lautan luas. Dan kalau boleh diibaratkan seluas lautan itulah harapanku.
Akhirnya sob, matahari mulai masuk ke peraduan. Senja tiba dengan sunsetnya yang menawan. Hari menjelang malam. Tiba saatnya berbuka puasa. Perjalanan kita lanjutkan untuk mahriban dulu sob. Baru setelah itu kita buka puasa bersama dengan sepiring nasi goreng Pak Karmin cabang Mberok yang warungnya terletak di jln. Gajahmada. Dan aku sepakat dengan kata Fauzi Badilah dalam acara TV nikmatnya dunia, AJJJJIIIIIBBBBBB……… tak hanya berhenti di situ sob, kuliner ternyata masih berlanjut karena setelah itu kami sepakat untuk mencari hidangan penutup yaitu es marem di daerah Kranggan. Lagi-lagi AJJJJIIIIIBBBBB………
NGANYARI NGABUBURIT YANG AJJJJIIIIIIBBBBBBB…………