Selasa, 18 September 2007
USIA BARU SOB………
Selamat pagi dunia
Ambil lagi nyawa
Kurangi lagi usia
Sudahkah ukir cerita
Tuk teman sukma
Kala terjemput Pencipta
Dan itu cerita apa?
Suka suwarga
Atau duka neraka………
Sepenggal puisiku di atas sob, jadi pertanda kalo usiaku berkurang lagi. Benar sob, September 18 ‘ 07, aku berulang tahun. Usiaku kini 28 tahun. Usia yang seharusnya sudah cukup mapan dalam segala hal. Pekerjaan, pernikahan, ibadah, kedewasaan. Meski dimikian sob, aku tetep usaha kok untuk bisa memapankan diriku. Sob, bayanganku waktu aku SMA, usia 28 aku udah bekerja mapan dengan seorang istri yang menemani. Gubug mungil di sebuah perumahan menjadi tempat aku menghabiskan hari bersama istriku. Meski belum memiliki momongan, tapi itu karena aku dan istriku adalah pengantin baru. Tapi yang pasti bayanganku saat itu terasa sangat indah, berbeda dengan kenyataan yang ada saat ini.
Sob terus terang saja, usia 27 kemarin adalah usia terberatku. Masa-masa tersulitku. Dan sebenarnya semua masalah itu bersumber pada dua hal, yaitu pekerjaanku dan kehidupan asmaraku. Sob, aku cerita dari pekerjaanku dulu ya. Tepat dua hari setelah usiaku 27 tahun, aku diberhentikan dari kontrak kerjaku di Mal Ciputra Semarang tanpa ada pemberitahuan lebih awal. Kala itu September 20 ‘ 06, hari terakhir masa kontraku yang sudah satu setengah tahun itu. Dengan terpaksa manajemen Mal Ciputra Semarang memutus kontrak kerjaku. Aku sudah menjalani dua kali masa kontrak. Tapi sob, manajemen masih memberiku kesempatan tiga bulan lagi untuk kemudian dievaluasi lagi. Yahhh, aku hanya staf biasa, apa yang bisa kulakukan. Padahal aku udah berharap penuh pada pekerjaanku itu. Aku sangat menyukai pekerjaanku. Memang kesempatan itu sempat aku ambil, tapi hanya bertahan satu bulan. Setelah itu aku resign dari Mal Ciputra Semarang.
Dan ternyata kesedihanku tidak berhenti sampai di situ. Sob, di masa-masa sulit aku yang belum mendapatkan pekerjaan yang tetap, tepat pada Juli 8 ’07 mantan aku menikah. Sob, sempet juga aku tergunjang shock berat. Sob, terus terang meski sudah tidak berhubungan lagi, tapi aku masih sayang padanya. Yahhh, benar kata Dewa 19, “cintaku bertepuk sebelah tangan”. Undangan pernikahan aku terima. Di sana terpampang foto mesranya dengan laki-laki lain. Di sana juga tertulis hari dan tanggal pernikahannya. 5 hari setelah tanggal jadianku dengannya dulu sob. Aku dan dia pernah jadian Juli 3 ’97. “Sweet memory”, katanya. Sob, nggak kuku kupandangi undangan itu. Hati meronta merana dalam derita. Di foto itu, dia jadi lebih gemukan. Udah makmur dan bahagia sepertinya. Aku ikut seneng sih, mengingat perjuangan dia dulu sebelum seberhasil seperti sekarang ini. Kala itu, aku masih jadi pacarnya. Takdir tidak menjodohkanku dengannya.
Tapi sob, ada susah pasti ada senang. Aku bersyukur sob, aku masih punya sohib yang baik hati, selalu ada untuk menghiburku. Dan hebatnya lagi sob, sohiban kita udah berlangsung sepuluh tahun. Lama juga sob, mulai dari kelas dua SMA. Sob, sohib aku itu adalah Abid yang murah hati dan tidak sombong dan Awin si penulis handal berkepribadian antik. Aku Abid Awin, The Three Maskenther………, tiada lekang oleh waktu yang berjalan. Mereka buatku bahagia. Mereka buatku ketawa. Mereka hiasi hariku dengan warna. Bener sob, mereka sohib aku paling baik sedunia. Semoga selamanya ya………AMIN.
Dan kebahagiaanku masih berlanjut sob. Aku ketemu lagi dengan teman sekelas aku waktu kelas dua SMA dulu. Kini dia udah berubah. Berjilbab dan kelihatan sangat menentramkan jiwa. Dan aku tertarik padanya. Semakin hari aku semakin suka padanya. Aku sayang dia sob. Seneng juga akhirnya bisa suka lagi sama seorang gadis setelah sekian lama aku ngejomblo. Sob, aku pengen ngegantungin hatiku padanya. Sepertinya aku akan menemukan pelabuhan terakhirku. Aku mau itu sob. Aku pingin bikin dia seneng karena aku seneng padanya. Semoga dia benar-benar menjadi masa depanku.
Dan yang gak kalah penting bahkan yang terpenting, sob aku poenya keluarga yang sangat bahagia. Ada papa mama aku yang selalu ada di sampingku. Ada adik2 aku yang selalu bisa menghiburku. Mereka terus mendorong aku untuk bertahan. Mereka meyakinkanku kalo esok pasti lebih baik lagi. Mereka selalu berdoa untuk aku yang terbaik. Dan aku sayang banget keluargaku.
Itu sob, cerita aku. Dan masuk usiaku yang 28 ini, aku berharap cerita bahagiaku di atas tadi bisa tetap terjadi. Semoga 28 adalah lebih baik lagi dari sebelumnya. Bismillahirrahmanirrahim.