BUNG ANWAR, SELAMAT DATANG……MARI MENANG……BIKIN SENANG
Indonesia doeloe poenya poejangga. Pada masa perjuangan dulu, sang pujangga mengukir kata penggugah asa. “Indonesia pasti merdeka”, sang pujangga selalu teriakkan. Dengan tinta emasnya, sang pujangga menulis bait-bait pemompa daya juang. Karena memang saat itu, Indonesia sedang berjuang. Indonesia sedang perang melawan penjajah. Indonesia mencari merdeka. Dan senjata tak hanya bedhil atau bom semata. Puisi-puisi karya sang pujangga juga bisa menjadi bom yang kekuatannya bisa diibaratkan nuklir yang meledak di Nagasaki dan Hiroshima. Rima yang tersusun bahkan bisa lebih tajam dari pisau belati Si Pitung. Dan untaian makna yang diikat dalam kata bisa lebih tajam dari bamboo runcing pejuang bangsa. Dan ketika karya pujangga dibaca, mudahlah merasuk jiwa menerobos ruang arteri para pembela bangsa hingga mendarahdaging selamanya. Dan ini bisa mempengaruhi otak dan rasa mereka sehingga akan melahirkan semangat juang yang tinggi untuk dapat menang. Dan sang pujangga itu adalah Chairil Anwar.
Dan Semarang masa kini punya cerita. Dunia sepak bola ibarat perang Baratayudha. Liga Jarum Indonesia menjadi medan laga untuk unjuk gigi. Lapangan hijau menjadi saksi bisu sengitnya pertarungan bola yang terjadi. Satu tujuan yang ingin dicapai, menjadi juara. Klub-klub mengatur strategi. Klub-klub mengeluarkan senjata pamungkas. Klub-klub meracik ilmu untuk bekal para pemain. Mental tandingnya diasah agar membaja. Klub-klub di bawah jendral-jendral bertangan dingin, baik itu pelatih lokal atau luar negeri. Termasuk di sana PSIS Semarang. Persatuan Sepakbola Indonesia Semarang. Laskar Mahesar Jenar. Klub kebanggaan warga kota bandeng presto. Dan sang jendral para laskar Mahesa Jenar adalah Sartono Anwar.
Iya, Jatidiri Semarang, September 12 ’07, kembali berpesta. PSIS Semarang menang lagi. Main di kandang melibas PSDS Deli Serdang 1 – 0. Dan hari itu adalah pertandingan ke-4 bagi bang Anwar. Dan kesemuanya menoreh hasil bagus. Sejak menjabat pelatih PSIS Semarang, ialah saat PSIS melakukan partai tandang ke Semen Padang, Bang Anwar selalu berhasil membawa poin. Saat itu, Semen Padang berhasil ditahan 0 – 0. Lanjut pada laga tandang berikutnya, PSIS dijamu Persija Jakarta. Dan kembali bang Anwar berhasil mencuri poin. Menahan imbang Persija 2 – 2. Dan dua laga terakhir sebelum libur puasa Ramadhan juga berhasil dimaksimalkan oleh bang Anwar. September 9 ’07, PSIS menghajar Persiraja dengan skor telak 5 – 0. Sangat luar biasa.
Iya, bang Anwar is back. Publik Semarang sepertinya dapat menggantungkan prestasi PSIS kepadanya. Masih segar dalam ingatan bagaimana bang Anwar berhasil membawa PSIS juara perserikatan pada tahun 1987 di mana saat itu PSIS berhasil mengalahkan Persebaya Surabaya di final. Dan kini, polesan tangan dinginnya diharapkan mampu meningkatkan prestasi PSIS. Toh pemain yang dimiliki sebenarnya cukup mumpuni. Ada Julio Lopez dan Igor di striker. Ada Khusnul Yaqien, Indrianto Nugroho, Joao Carlos, Marthin Tao di barisan tengah yang sekaligus menjadi playmaker. Di sayap PSIS punya Hari Salisburi dan M. Ridwan yang notabene mempunyai daya juang tinggi. Dan barisan pertahanan PSIS juga dihuni pemain-pemain berkualitas seperti Maman Abdurahman, Zoubaeru, Idrus Gunawan, Modestus Setiawan, Kahudi Wahyu, Danny Rumba. Sebagai palang terakhir, PSIS punya penjaga gawang handal I Komang Putra.
Iya, Semarang bisa berharap. Semarang boleh berharap. Tangan dingin bang Anwar bisa memberi prestasi nyata untuk PSIS. Laskar Mahesa Jenar, berjuanglah. Kita selalu berdoa untukmu. Caaaaayyyoooooooo…………