Berita duka. Telah berpulang ke tempat lain. Thomas lepas dari genggaman. Uber bisakah disamber. Demikian berita koran ibu kota pagi ini mengulas seputar kegagalan tim bulutangkis Thomas Cup Indonesia yang kalah dari Korea semalam. Penampilan tim Thomas Indonesia semalam memang kurang maksimal. Banyak poin2 kemenangan tim Korea dikarenakan kesalahan yang fundamental dan seharusnya tidak dilakukan oleh pemain Indonesia. Gemuruh sorak sorai menyemangati tim Indonesia bergema di dalam dan di luar Gelora Bung Karno. Meski demikian belum cukup untuk mendorong kemenangan tim Indonesia. Usaha memang telah ada tapi tetap kalah jua. Kalo sudah begini, biar hati tenang kita bisa bilang,"emang udah takdir". Entah benar ato tidak, kita tetap wajib bersyukur. Sebenarnya, di balik satu kesulitan akan ada banyak kemudahan. Dan harapan serta doa tetap harus digantungkan karena tim Uber Indonesia masih bisa berbicara di partai final nanti malam menghadapi China. Ini di luar sangkaan banyak pihak. Masalahnya, tim Uber Indonesia hanya ditarget masuk semifinal saja. Dasar penargetan itu karena tim Thomas Indonesia dianggap lebih mapan jika dibanding tim Uber Indonesia. Jadi wajar jika tim Thomas Indonesia lah yang sebenarnya ditarget sampai ke final. Tapi apalah itu, tetap bisa memaknai 100 th Kebangkitan Nasional 20 Mei 1908-2008. Aku bangga Indonesia. Maju terus Ibu Pertiwi.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar